Senin, Oktober 27, 2008

I Q R O


Disela-sela kesibukannya, masih disempatkan untuk membaca novel import karya Indu Sundaresan, yang asli India itu, novel tentang gadis jelata yang membuat sang Sultan jatuh hati "Mehrunnisa the Twentieth Wife".

Novel setebal 551 halaman itu diselesaikannya dalam kurun waktu tidak lebih dari 3 minggu.

Kemarin, pada hari minggu di sebuah toko di Surabaya diliriknya sebuah novel dengan judul "Lafazh-Lafazh Cinta", dipegangnya dan dilihatnya kemudian diletakkan kembali (maklum tabiat perempuan, perhitungan dengan harga yang tertera dibalik kemasan buku).

Melihat semangat membacanya mulai bertunas kembali, tak tega rasanya membiarkan novel itu tak terbeli.
"Daripada kebawa mimpi," gumamku namun tak sampai terdengar olehnya.
Kusambar novel itu dengan sepengetahuannya, tanpa protes dan hanya tersenyum kecil. Meski beberapa lembar rupiah melayang lagi, namun yang tak dapat terbeli adalah manakala melihatnya membaca di kala senggang diantara kesibukannya sebagai ibu rumah tangga yang juga perempuan pekerja kantoran serta ibu dari dua orang anak yang masih kecil. Betapa repotnya, tapi masih dapat meluangkan waktu. 
"Daripada ngrumpi," katanya suatu ketika.

IQRO: demamnya tidak sampai menggigil......

3 komentar:

FAJAR S PRAMONO mengatakan...

Mas Nanang, ini salah satu posting terbaik Sampeyan!

Saya tersentuh dan terharu. Sungguh!

Hidup bukuuuuu!!!! Hidup juga para pecintanya!

FAJAR S PRAMONO mengatakan...

Oya, ada yang lupa.

Pencarian "jati diri" blog Sampeyan makin hari makin oke lho, Mas. Tenan!

[jadi pingin utak-atik template blog lagi neh... hehe. Tapi, mana sempat? :( ]

Gus-Nhanks mengatakan...

Makasih Mas, atas Apresiasinya