Jumat, Februari 06, 2009

dia


dia

Lahir...
sekolah...
kuliah...
kerja...
menikah...
punya istri, anak & keluarga...
membesarkan dan memberikan pendidikan serta menikahkan anak...

apakah itu tujuan hidupmu...?

lalu bagaimana dengan karirmu, ambisimu...?
untuk tidak sekedar lulus SMA, untuk tidak sekedar mendapatkan ijazah D III, untuk tidak sekedar wisuda Sarjana...

lebih....

meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi...pasca sarjana...

pangkat dan jabatanmu...apa cukup sampai disini...ditempatmu sekarang apa sudah memberikan yang terbaik? kepuasan batin dan materi?

BELUM KHAN...?

lalu kenapa tidak mencari tempat lain...?
TAKUT...?
sudah punya banyak beban? merasa tertipu dan terbelenggu?terlalu tua untuk berkompetisi?

IYA BUKAN...?

KENAPA DIAM & BINGUNG...?

khan ada penawaran promosi...
kenapa tidak diambil...?
takut tertipu lagi...?
sudahlah...
terima apa adanya dulu...
"DULU"
sementara atau selamanya...?
coba di refresh...
dihitung untung dan ruginya secara finansial, secara prestise dan secara batin...
sudah kau hitung...?
secara teliti termasuk waktumu...
cermati sekali lagi...
setelah kamu telaah secara cermat...

PUTUSKAN...!!!

dan jangan menyesal atas keputusan yang telah diambil...
meski nanti hasilnya tidak sesuai dengan harapan...
ingat...waktu masih terus berjalan,belum finish...
jadi belum ada kesimpulan...

sebab kesimuplan tercipta setelah ajal menjemput.....

Selasa, Desember 30, 2008

Empat tahun silam ketika ada sedikit rejeki, kami mencoba untuk berinvestasi dengan membeli sebuah rumah mungil di pinggiran kota tempat tinggal kami. Harapan kami saat itu dengan membeli rumah di lingkungan menengah bawah, uang yang kami miliki akan berkembang lebih cepat melebihi kecepatan inflasi dan bunga deposito.

Sengaja rumah tidak kami kontrakkan dengan beberapa pertimbangan yang salah satunya adalah takut uang hasil kontrakkan tidak mampu menutup kerusakkan yang akan ditimbulkan. Serta apabila akan kami jual kembali rumah masih terlihat baru meski telah berselang beberapa tahun, karena meteran PLN maupun PDAM masih menunjukkan angka “NOL”. Pasti para calon pembeli lebih tertarik dan beranggapan bahwa membeli rumah bekas tapi masih “perawan”. Apalagi pemilihan lokasi sangat tepat, yaitu berada di depan play ground dan tidak jauh dengan jalan utama komplek perumahan.

Namun kami harus kecewa, karena harga tidak terapresiasi sesuai dengan harapan meskipun banyak kelebihan yang kami tawarkan. Hal ini kami jadikan sebagai pelajaran dan semakin bertekad bulat untuk menjual rumah tersebut meskipun tidak “untung”. Kami lupa bahwa daya beli di sana memang sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian belakang ini.

Pesan orang tua tetap kami jalankan, rumah dijual harus tergantikan dengan rumah, jangan sampai hilang tak berbekas. Artinya menjual rumah jangan dipakai untuk kebutuhan konsumtif seperti misalnya merenovasi rumah utama dan membeli mobil atau meng up grade mobil lama menjadi mobil baru.


Rasanya semuanya serba kebetulan, pada saat kami sedang mengincar satu komplek perumahan di tengah kota dengan system cluster atau one gate, rumah mungil tadi laku terjual setelah enam bulan mengalami pasang surut penawaran.

Karena pergerakan suku bunga perbankan dan nilai tukar rupiah masih belum stabil, dan suku bunga perbankan tidak mungkin sampai sebesar nol persen seperti di negeri Sakura, maka kami beranggapan bahwa berinvestasi di bidang property masih relative aman dan menjanjikan. Terlebih yang akan kami bidik adalah perumahan menengah atas untuk ukuran kota satelit tempat kami tinggal.

Entah ini juga kebetulan lagi atau tidak. Belum selesai proses pembangunan rumah yang kami pesan datang seorang kawan sekaligus pejabat di kantor tempat kami bertugas yang membutuhkan kontrakkan rumah. Seperti gayung bersambut, kami relakan rumah baru kami untuk ditempati oleh orang lain meskipun semua detail rancangan merupakan hasil dari pemikiran kami. Kesangsian terhadap “nasib” rumah kami apabila dikontrak tertebus karena “kontraktor” adalah perusahaan tempat kami bertugas sedangkan penghuni adalah pejabat middle management. Jelasnya “nasib” rumah kami kelak relative dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak “kontraktor” bahkan mungkin akan menjadi kontrakkan abadi perusahaan tempat kami bertugas.

Alkhamdulillah, rumah tersebut telah mampu mengangsur kewajiban KPR sampai dengan satu tahun ke depan, jadi kami tidak usah repot – repot memikirkan angsuran KPR untuk masa tersebut.
Kabar gembira yang lain kami peroleh dari pihak developer bahwa rumah sejenis nilainya telah terapresiasi dibandingkan nilai pada saat kami deal harga dengan pihak developer saat itu.

MENYALIP di TIKUNGAN



Dapatkah kita menyalip di tikungan ketika “para pembalap handal” sedang mengalami KO (Knock Out) terkena dampak krisis global.

Permodalan bangsa Indonesia, dapat dikatakan lebih dari cukup, ketersediaan alam yang melimpah dari kayu, pertanian, perikanan hingga hasil tambang, jumlah penduduk yang banyak merupakan pengganti pasar ekspor tradisional dan juga sebagai support sumber daya manusia yang handal, terlebih banyak tenaga ahli tehnik atau insinyur Indonesia yang bekerja di luar negeri, mumpung disana sedang PHK besar – besaran alangkah baiknya “mengupayakan” mereka untuk rela pulang dan berjuang demi bangsa dan negara.

MALES



Lagi males ngapa - ngapain, ya males, males blogging, males posting, males browsing, pasti ada sebabnya, kurang lebih penyebabnya ya perasaan yang lagi gak enak, lagi neq, ilfil kata ABG, rasanya semua masalah tumplek bleg di sini, yang atasan maunya keragaan perfect (mana ada atasan yang pengin kinerja jelek? ada gak sich?). Ditambah lagi blog yang ngadat, gak mau diisi posting, nggak mau mosting, ach sebel..... bel.... bel..... bel!!!

Senin, Desember 08, 2008

TORON





TORON :mudik lebaran haji bagi komunitas Madura di tanah rantau


Idul Adha 1429 H kali ini diawali dengan libur akhir pekan sehingga terasa long weekend. Bagi masyarakat yang tinggal di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan dan Pasuruan tentunya sudah tidak merasa asing lagi, ketika Lebaran Haji begitu sebagian orang menyebutnya dan TORON begitu sebutan bagi komunitas Madura dalam memperingati hari raya Idul Adha di tanah leluhurnya di pulau Madura.

Sebagian dari mereka sejak Jum’at sore telah meninggalkan rutinitas dan bersama – sama dengan sanak famili melakukan mudik pulang ke kampung halaman di pulau Madura, ada yang pulang ke Bangkalan, Sampang, Pamekasan hingga ke Sumenep. Kerumunan kendaraan roda empat dan roda dua bahkan transportasi umum seperti bus memadati pelabuhan penyeberangan di Dermaga Ujung Tanjung Perak Surabaya, untuk antri menanti kapal ferry yang hendak mengantarkan mereka ke kota – kota tujuan di Madura.

Toron atau mudik pulang kampung di saat hari raya Idul Adha mempunyai arti tersendiri bagi komunitas Madura di tanah rantau. Mereka merayakannya dengan menyembelih hewan qurban seperti kambing dan sapi bersama – sama dengan sanak famili di kampung halaman dan tanah leluhurnnya. Kebersamaan dengan keluarga besarnya membuktikan bahwa diantara mereka masih memegang teguh tali silaturahmi meskipun mereka lama di tanah rantau tetapi mereka tidak pernah melupakan sanak famili dan tanah leluhurnya.

Sementara dengan adanya Toron, Surabaya dan daerah penyangganya seperti Gresik, Sidoarjo dan Pasuruan terasa sepi masyarakat sedikit kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari karena sebagian besar pengusaha makanan, pedagang pasar, pedagang sayur dan pedagang atau pengusaha lainnya merupakan orang – orang Madura telah mudik ke kampung halamannya. Betapa hal ini merupakan bukti bahwa komunitas orang Madura yang dikenal sebagai komunitas pekerja keras dan ulet menguasai sendi – sendi perekonomian di Surabaya dan sekitarnya.

Semoga Toron di tahun depan tentunya lebih lancar dan tidak perlu lagi antri berdesak – desakkan menanti kapal ferry yang hendak menyeberangkan mereka ke pulau Madura karena telah selesai dan dioperasionalkannya jembatan Suramadu pada bulan Mei 2009 nanti.

KHOTBAH IDUL ADHA





Hari ini ummat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan hari raya Idul Adha 1429 H yang juga disebut dengan hari raya Haji ada juga yang menyebutnya sebagai hari raya Qurban.

Maka pagi hari tadi kaum Muslimin berbondong – bondong ke Masjid untuk menunaikan sholat Idul Adha.

Seperti biasa setelah takbir dan sholat dilanjutkan dengan khotbah.
Selain berisikan tentang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, khotbah Idul Adha kali ini terkandung makna yang lebih membumi terutama bagi kami sekeluarga yang isinya kurang lebih demikian :

“Doa yang baik dari orang tua kepada anaknya sulit dikabulkan oleh Allah SWT, sebaliknya doa yang jelek dari orang tua kepada anaknya InsyaAllah cepat dikabulkan oleh Allah SWT”
dan
“Doa yang baik dari anak kepada orang tuanya InsyaAllah cepat dikabulkan oleh Allah SWT, sebaliknya doa yang jelek dari anak kepada orang tuanya sulit dikabulkan oleh Allah SWT”

Makna yang terkandung di dalamnya adalah sudah menjadi kewajiban orang tua harus selalu menjaga, merawat, memelihara dan memberikan yang terbaik bagi anak – anaknya tanpa pamrih dan imbalan.
Sedangkan bagi anak – anaknya terkandung maksud bahwa sudah menjadi kewajiban anak untuk berbakti dan membalas budi orang tua serta mendoakannya.

Mengapa doa yang baik dari orang tua kepada anaknya sulit terkabulkan, karena dikuatirkan orang tua akan menuntut, mempunyai pamrih dan meminta imbalan kepada anaknya kelak.

Demikian halnya mengapa doa yang jelek dari anak kepada orang tuanya sulit terkabulkan, karena dikuatirkan anak akan bersikap dan bertingkah laku kurang ajar serta berani kepada kedua orang tuanya.

Khotbah sholat Idul adha 1429 H kali ini cukup memberikan arti bagi kami sekeluarga untuk selalu mengingatnya dan mengamalkannya di dalam kehidupan sehari – hari.

Amin ya robbalalamin………

Minggu, Desember 07, 2008

YIN & YANG


image : www.flickr.com

Kesehatan jasmani dan rohani serta stamina yang baik merupakan modal terpenting untuk melangkah ke masa depan yang lebih baik.

Karena jika Anda kehilangan uang, Anda hanya kehilangan sebagian.
Bila Anda kehilangan ketenangan (cemas, stress bahkan depresi), Anda kehilangan banyak.
Dan jika Anda kehilangan kesehatan, maka Anda akan kehilangan segala – galanya.

Kehidupan harus ada keseimbangan, Yin dan Yang.