Kamis, Juli 17, 2008

“H A R A P A N”
asa kami di dua puluh tahun ke depan

Dari kecil kita selalu dicekoki oleh orang tua kita untuk hidup prihatin, berhemat (bukan pelit), rajin belajar dan tidak bermalas – malasan, agar kelak “uripmu kepenak Le”.

Sekarang, disaat kita telah memperoleh kehidupan yang lebih layak dari masa sebelumnya, nasihat tersebut masih saja berlaku, meskipun yang memberlakukan itu adalah diri kita sendiri.

Bagaimana tidak, dengan kondisi ekonomi yang serba sulit begini dan masa depan yang kurang menguntungkan terutama bagi kita para pekerja dan bukan pengusaha. Kalau tidak rajin menabung (investasi) untuk “jagan” di hari tua nanti bisa pusing tujuh keliling sendiri.
Kesenangan duniawi ya hanya begitu saja, ada batas nikmatnya, setelah nikmat tergapai pasti ingin nikmat yang lain…..sungguh sangat manusiawi.

Contoh sudah banyak!
Dimana para senior yang telah purna jatuh terjerembab dan tidak tampak hebat kala menjadi jawara dulu.

Sempat goyah dan risih juga manakala ada seseorang yang berkata : “kenapa hidup kok dibuat susah sendiri, nikmati saja yang ada saat ini, ntar apa kata takdir”.
Semestinya mau saya jawab:”Iya kalo takdir kita tetep berada di atas?” .
Sayangnya, suara itu cuma dapat nyangkut di tenggorokan dan tidak pernah berkesempatan untuk keluar dari mulut.

Ini cara kami, karena kami hanya ingin agar kelak di masa purna masih dapat merasakan kenikmatan yang sedang mereka nikmati saat ini, tanpa harus terjerembab dan masih menjadi jawara dengan melihat anak – anak tumbuh besar menjadi “orang”.

InsyaAllah,
Amin,

Tidak ada komentar: