Minggu, Juli 13, 2008

BANKIR BUKAN MANGKIR

sejatine account officer


“Pegawai Bank”

Menjadi pegawai/pekerja/karyawan bank saat ini bukan lagi profesi yang mempunyai prestisius yang tinggi seperti kondisi 15 – 20 tahun silam. Dari segi gaji, beda dikit sama guru SD senior. Menjadi lebih besar banyak manakala si guru SD tadi mampu memberikan lest privat di luar jam mengajar.

Mau contoh: Saya ini pemrakarsa kredit ratusan miliar dengan gaji per bulan kurang dari Rp 5 juta….eselon lima man…., tidak boleh dan dilarang keras perusahaan serta sudah menjadi komitmen saya untuk tidak mengharapkan imbalan dari nasabah yang telah saya bantu pengucuran kreditnya”. “so nett income…ya segitu….!”. Hidup di kota besar (deket kota besar), disini semua serba mahal man…….

Awalnya saya ngiri sama mereka yang dikader untuk menjadi pimpinan namun tidak terlihat seperti layaknya seorang pemimpin.

Setelah pada suatu kesempatan saya nyoba untuk ‘semedi’ saya simpulkan bahwa meski bergaji ‘rendah’ saya tetep saja dapat menikmati dengan menjadi pemrakarsa kredit miliaran rupiah…pengin tau kenapa?
Pertama : Menjadi lebih dekat dengan “big boss” karena mereka selalu perlu saya.
Kedua : Berpeluang mempunyai network yang luas dari para owner perusahaan besar di kota nomor dua di negeri ini.
Ketiga : Mendapatkan banyak pelajaran dari mereka para nasabah besar.
Keempat : Bekerja merupakan kegiatan ibadah, InsyaAllah akan mendapatkan pahala, atau menjadi tabungan di akhirat nanti dan InsyaAllah akan berbuah kelak untuk anak cucu kita.
Dan masih banyak lagi.

Sikap saya begini bukan tanpa tantangan dan cemooh dari para temen se-angkatan di selindo. Mereka bilang :”saya ini khan cuma pekerja eselon lima ya berperilakulah seperti pekerja eselon lima, jangan mau disuruh memikul beban yang lebih berat lagi”.
Mereka benar dan tidak salah, hanya saya pengin beda dengan mereka, bukankah sesuatu yang berbeda itu selalu mendapat perhatian lebih dari orang lain?

Yang pasti dengan begini saya lebih enjoy dan merasa selalu dibutuhkan atasan tanpa harus bersikap dibuat semanis mungkin dan merendahkan martabat sendiri hanya untuk mendapatkan perhatian dari Beliau. Alkhamdulillah dari dulu sampe saat ini saya tidak pernah melakukan perbuatan yang sebagian orang bilang adalah perbuatan “NGATHOK”
Kalaupun volume dan beban pekerjaan yang banyak masih bisa di “manage” supaya tetap dapat enjoy, tinggal bagaimana kita menyikapi.

Sekian,

1 komentar:

FAJAR S PRAMONO mengatakan...

Mas, aku udah liat detail fotonya.

Jadi inget.... :)... :(....:D