Kamis, Juli 17, 2008

B 4 T I K



Siapa yang tidak mengenal baju batik, yang belakangan ini ramai dibicarakan dan dikenakan oleh pegawai negeri sipil maupun pegawai badan usaha – badan usaha milik pemerintah.


Mereka wajib mengenakan pakaian bermotif batik, yang merupakan pakaian karya seni nenek moyang dan telah turun temurun hingga saat ini.


Berbagai jenis motif batik telah kita kenal sejak lama, seperti batik Pekalongan, batik Lasem, batik Solo-Jogja, batik Madura dan lain – lain, yang masing-masing daerah memiliki ragam motif batik sesuai dengan kondisi sosial geografi masyarakatnya.


Selain bertujuan untuk melestarikan buah karya anak bangsa peninggalan leluhur bangsa Indonesia, kewajiban berkemeja batik tiap hari Jum’at dan hari – hari tertentu atau yang lebih dikenal dengan hari Swadesi, diharapkan pula agar batik lebih familier di kalangan kaum muda yang sebelumnya hanya mengenal batik sebagai pakaian wajib pada saat acara – acara resmi seperti pernikahan, peresmian dan acara seremonial lainnya, untuk tidak canggung dan malu lagi berkemeja batik di acara – acara non resmi.


Motif dan gaya batik sekarangpun sudah berkembang dan banyak ragam sehingga lebih fleksibel untuk dikenakan di semua kalangan, baik anak – anak, kaum muda, paroh baya maupun orang tua. Paduan baju batik lebih atraktif, dapat dikenakan berbarengan dengan celana jeans sekalipun, tidak konvensional seperti batik – batik tempo dulu. Batik dapat menyesuaikan jiwa muda sehingga dapat tetap nampak gaya sesuai dengan jiwa mudanya. Sedangkan batik di lingkungan orang tua akan tetap nampak elegan. Tinggal bagaimana caranya mengemas batik yang disesuaikan dengan kondisi sang pemakai.


Selain untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang, kewajiban pengenaan baju batik juga dapat memacu pertumbuhan perekonomian. Bagaimana tidak? Para pengrajin kain batik akan tetap terus berkarya untuk memenuhi pesanan para designer – designer, penjahit – penjahit, industri – industri pemasok pakaian jadi dan lain – lain. Sehingga menggerakkan roda – roda dan sendi – sendi perekonomian garmen khususnya kain batik dari hulu hingga ke hilir.


Baju batik dapat dipergunakan sebagai alternative pengganti pakaian resmi jas yang jelas – jelas tidak sesuai dengan kondisi sosial geografi Indonesia yang beriklim tropis dan panas. Batik lebih cocok karena tidak gerah, simple namun dapat dikenakan untuk acara – acara resmi.


Bangsa asingpun telah banyak yang mengenakannya, Bill Gates, pemilik Software Microsoft pun mengenakan baju batik pada saat kuliah terbuka beberapa waktu silam.


Akankah baju batik mendunia seperti jas yang merupakan baju import dari negara dengan empat musim yang terkadang malah kurang pas apabila dikenakan di negeri kita, karena tidak cocok dengan iklim di Indonesia yang terlalu panas dan gerah. Tidak mustahil suatu saat nanti baju batik menggeser baju jas sebagai pakaian resmi kenegaraan khususnya di negara – negara yang beriklim tropis. Maka dari itu mari kita bersama – sama untuk melestarikan dan mempopulerkan baju batik, agar tidak diakui patent-nya oleh negara lain.


foto :www.joglosemar.co.id

Tidak ada komentar: