Jumat, November 07, 2008

YANG TURUN CUMA PREMIUM



Alkhamdulillah salah satu komponen Bahan Bakar Minyak atau yang lebih populer disebut BBM, yaitu premium turun sebesar lima ratus rupiah.

Mungkin Jaya Suprana harus bersiap memasukkannya dalam rekor MURI-nya.
Belum pernah terjadi khan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah kemerdekaan.
Sayangnya kita masih harus bersabar, soalnya masih nunggu beberapa saat sampai dengan tanggal 1 Desember 2008. Itupun dengan catatan tidak terdapat lonjakan harga minyak dunia secara drastis.

Turun lima ratus rupiah per liter premium sebetulnya kurang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Mengapa hanya premium yang turun.
Padahal untuk mengangkut sayuran, bahan – bahan makanan, lalu lintas perdagangan antar kota dan antar pulau mempergunakan sarana kendaraan yang berbahan bakar solar bukan premium.
Artinya dengan turunnya premium tidak banyak berpengaruh terhadap turunannya.
Lain persoalan apabila harga solar ikut turun. Turunannya banyak, dari mulai dari kendaraan pengangkut sayuran, transportasi perdagangan antar kota dan pulau, nelayan dengan perahu jukungnya, petani dengan mesin diesel-traktor/bajak bermesin, tukang slep padi dengan mesin huller nya. Kalau beban biaya untuk berproduksi atau menghasilkan barang dagangan berkurang tentu harga jualnya lebih murah sehingga dapat menghidupkan kembali roda perekonomian tingkat bawah.

Sederhana saja, dulu alasan kenaikan harga BBM karena harga minyak mentah dunia meningkat. Demikian pula sebaliknya manakala harga minyak mentah dunia turun seharusnya BBM dalam negeri ikut turun.

Wis ga ada tapi – tapian, ga ada analisa – analisaan yang njlimet yang bikin masyarakat kecil tambah mumet.
Wong masyarakat kelas bawah tahunya begitu titik.

gambar : www.indienesia.wordpress.com

Tidak ada komentar: